Jumat, 20 Mei 2022

CITA CITA MASA KECILKU

 

CITA CITA di masa KECILKU



Dipagi hari yang sedikit mendung, suara Ibu terdenger cukup kencang membangunkan saya dari mimpi indah, “ Iiiiiiit, banguuun hari sudah siang, kamu mau sekolah atau tidak???”, teriak Ibu saya dari dapur yang sedang memasak. Dengan membuka mata dengan rasa yang sangat berat saya memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidur sambil menarik handuk  dari sebelah kamar mandi. Air hangat sudah siap didalam kamar mandi, yang disebelah kamar mandi  terdapat kompor dari tanah liat terbakar dengan kayu yang mengepul, mengeluarkan banyak asap sampai mata saya terasa pedih. Badan saya terasa hangat dengan kucuran air hangat sampai  tidak ingin beranjak dari kamar mandi. Dan teriakan Ibu saya pun terdengar sekali lagi, “ Itaaaa, kamu itu mandi apa tertidur ?”. Saya pun menjawab “ sebentar buuu, masih sikat gigi ( padahal saya masih berendam dalam bak mandi)”. Lalu saya pun bergegas untuk segera keluar kamar mandi, ganti baju sekolah dibantu ibu saya untuk merapikannya dan di ruang tamu  Nenek saya bersiap menyuapi saya dan adik adik saya  untuk sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.  Jam dinding menunjukkan 06.30 saya pun bergegas berpamitan dan bersalaman  untuk berangkat sekolah kepada Ibu dan Nenek, tak lupa pula uang saku Rp. 100,00 di berikan Ibu saya, berlari dengan kencang agar saya tidak terlambat bersama Heni  teman saya yang selalu menemani, sampai di sekolah saya pun menaruh tas di bangku kelas 1 dan lari ke lapangan untuk persiapan kegiatan senam pagi. Bel senam pun terdengar semua siswa siap untuk melakukan senam pagi di  Lapangan pandu oleh Guru Olah Raga tercinta Bapak Heri Wahyudi dengan sangat energik diikuti oleh semua siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, setelah selesai semua siswa membentuk barisan yang di pimpin oleh ketua kelas untuk berbaris dan masuk ke dalam kelas. Bu Tri adalah Guru saya waktu kelas 1, beliau orang yang sangat sabar sekali dan penyayang dalam mengajar kami utamanya saya yang selalu lama kalau menulis. Dan sesekali beliau menegur saya dengan kata yang sangat lembut, “Nitaa, ayo segera menulis, teman yang lain sudah hampir selesai semua”, saya pun menjawab “Baik, Bu Tri saya akan melanjutnya” dengan kepala tertunduk malu saya pun melanjutkan kegiatan menulis saya.

Itu adalah kegiatan setiap pagi saat saya duduk di kelas 1 Sekolah Dasar. Setiap berangkat sekolah dan pulang sekolah saya membayangkan jika nanti besar menjadi seorang Guru yang bisa membimbing setiap siswa, dalam benaknya ingin selalu jadi yang terbaik, semua itu bisa saya rasakan sejak saya berusia 6 tahun, secara sadar kita sudah punya harapan untuk bisa jadi yang terbaik di masa depan. Masa kecil yang indah dan penuh dengan keceriaan dan tak luput pula ada kesedihan dalam diri tatkala kita belajar tetapi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Perjalanan panjang untuk meraih harapan  itupun tidak semudah bayangan.

Saya adalah anak perempuan pertama dari 3 bersaudara yang semuanya adalah laki laki, dibesarkan dari keluarga yang berkecukupan dan selalu di didik untuk menjadi seorang yang kuat dan tidak mudah menyerah juga harus bekerja keras untuk bisa menggapai apapun yang di harapkan. Sebagai anak pertama saya harus bisa membuktikan diri bahwa bisa menjadi seorang yang bisa di banggakan oleh kedua orang tua. Saya bukan termasuk anak yang berprestasi, tetapi dalam diri saya selalu percaya bahwa saya bisa jadi yang terbaik, sesuai dengan pandangan Allah SWT. Sedari kecil saya mengidolakan setiap guru yang memberikan ilmunya, banyak sisi baiknya yang bisa saya ambil salah satunya beliau beliau seorang penyabar dan juga penyayang. Dalam hati saya ingin menjadi seperti para guru saya. Memang tidak semua guru memiliki kesabaran yang tinggi, ada juga yang sebagian hanya asal menunaikan tugas saja. Maka dari stulah saya bercita cita menjadi seorang Guru yang harus bisa menjadikan seorang murid memiliki identitas diri menjadi seorang yang bahagia dan mandiri. Setelah lulus dari bangku SD saya pun melanjutkan ke jenjang selanjutnya, hingga saya  memutuskan untuk mencari ilmu di pesantren. Akhirnya di jenjang SMA saya menuntut Ilmu di Pesantren An - Naslikha   di Kota Singosari Malang yang di bimbing  oleh Bu Nyai Hj. Naslikha dan didampimgi oleh Bu Djunda Afida kami memanggilkan Bu Djun yang selalu saya ingat dalam doanya beliau selalu memohon untuk santrinya amendaptkan Ilmu yang manfaat dan barokah, 3 tahun pun tidak terasa saya harus boyong dari pesantren untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah lulus SMA saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di kota Malang, ternyata sama Bapak saya tidak diizinkan dengan alasan takut saya salah pergaulan di Kampus, dan yang saya ingat beliau berpesan kuliah dimana pun itu sama saja yang terpenting adalah niatnya, karena saya masih ngeyel untuk kuliah di Malang akhirnya Bapak saya agak naik darah dan memutuskan untuk tidak membiayai saya jika masih mau kuliah di Malang. Dengan berat hati akhirnya saya mengikuti kemauan Bapak untuk kuliah di daerah yang dekat dengan rumah, kebetulan di wilayah saya ada Universitas yang baru saja berdiri yaitu Universitas Yudharta Pasuruan.

Untuk mencari informasi Universitas tersebut saya pun di antar Pak Lek saya dengan naik sepeda, ada beberapa jurusan yang di tawarkan dan saya pun memutuskan untuk mengambil Jurusan teknik Informatika tujuannya agar saya bisa jadi seorang sekertaris di sebuah perusahaan, dan sementara harus mengubur mimpi saya untuk menjadi seorang guru. Setelah melakukan pemenuhan kebutuhan administrasi dan menunggu kegiatan perkuliahan dimulai, saya masih mencari informasi teman teman saya yang sudah menemukan universitas sesuai dengan harapannya. Dari situlah kadang saya sangat bersedih, tapi dari pada saya tidak bisa mengenyam pendidikan di Universitas saya pasrah pada keadaan. Waktu yang saya tunggu pun datang kegiatan ospek  Mahasiswa baru pun dimulai sebagai proses pembukaan kegiatan awal masuk kuliah, dalam waktu seminggu kita Mahasiswa Baru di berikan materi materi dasar sebagai seorang Mahasiswa, bertemu dengan orang orang baru dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan saya bersyukur di pertemukan dengan teman teman yang sangat baik. Dan tepat pada semester 2 saya dapat informasi bahwa ada Universitas yang menyelenggarakan kuliah kelas jauh juruasan Keguruan, akhirnya saya menyampaikan kepada Ibu saya dan beliau menyetujui untuk kuliah tanpa sepengetahuan Bapak saya. Dalam hati saya sangat bersyukur sekali memiliki seorang Ibu yang bisa memahami saya untuk mendukung cita cita anaknya, karena di berikan kesempatan untuk bisa kuliah 2 jurusan sekaligus saya harus bisa membagi waktu. Dan beruntungnya sekolah Keguruan tersebut di laksanakan di hari Sabtu dan Minggu, jadi saya tidak ada kendala dalam membagi waktu kuliah. Secara kebetulan saya di tawari teman saya untuk membantu mengajar di sekolah yang baru saja didirikan di desanya yang wilayahnya cukup jauh dari jalan raya. Menurut saya ini adalah kesempatan saya untuk bisa mengaplikasikan ilmu yang saya peroleh untuk menambah pengalaman. Saya pun menerima tawaran tersebut dan tidak melihat besaran upah yang nantinya saya terima, dengan hati yang ikhlas saya berniat membantu untuk memajukan pendidikan di sekolah yang baru di dirikan. Waktu itu kegiatan perkuliahan yang jurusan Teknik Informatika di laksanakan pada siang hari jadi saya bisa mengambil kesempatan tersebut untuk mengajar di pagi hari, itu merupakan pertimbangan saya untuk menerimannya, dan sekali lagi saya sampaikan rencana saya kepada Ibu saya, dan saya sangat bersyukur beliau sangat mendukung saya dan bersedia membantu saya untuk memberikan transport dalam mengajar, karena memang jaraknya cukup jauh dari rumah. Dan dihari yang saya tunggu tunggu saya pun akan menjadi seorang guru walaupun saat itu saya harus mengajar olah raga, bagi saya tidak jadi masalah yang penting saya  bisa menjadi apa yang selama ini saya harapkan, dan akhirnya lambat laun saya pun di percayai untuk  menjadi wali kelas  di kelas 2, walaupun siswanya tidak terlalu banyak tapi saya sangat bangga bisa menjadi seorang Guru yang bisa mendampingi siswa dalam mencari Ilmu, dan di tahun selanjutnya saya diberikan amanah untuk mengajar di kelas VI, disinilah saya harus selalu berinovasi dalam menyediakan media pembelajaran di kelas karena sekolah saya termasuk sekolah di desa yang minim alat peraga atau media. Bersyukur sekali siswa siswi saya sangat antusia belajar walaupun mereka tinggal di desa, bisa mengantarkan para siswa untuk jadi siswa yang memiliki cita cita yang tinggi dan tidak mudah menyerah merupakan suatu kebanggaan tersendiri yang tidak ada bandingannya.

Dan tanpa terasa saya di tahun 2005 saya lulus kuliah D2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang, dengan melalui pendidikan ini saya berharap bisa menerapkan Ilmu yang sudah saya peroleh untuk bisa memajukan pendidikan di Indonesia utamanya di daerah saya, pada saat akan wisuda saya pun memberanikan diri untuk menyampaikan kepada Bapak saya karena kedua orang tua harus datang di acara tersebut, dengan cukup tenang Bapak saya menjawab akan mengantarkan saya pada saat wisuda. Bersyukur sekali Bapak tidak marah, mungkin saja sama Ibu saya sudah diberi tahu terlebih dahulu. Bapak saya seorang sopir yang mengirimkan minyak tanah, beliau orang yang sangat keras kepada dan sangat jarang berada di rumah, jadi komunikasi dengan beliau sangat jarang saya lakukan, jika tidak mendesak. Tepat di hari Minggu saya akhirnya menerima Ijazah dengan gelar Ahli Muda Pendidik atau A.Ma.Pd dengan gelar yang tersemat tersebut saya sangat bersyukur bisa meraih cita cita yang sesuia dengan harapan. Dan setelah itu saya pun melanjutkan untuk mengambil kuliah S1 untuk menyempurnakan kuliah yang saya ampu. Walaupun gaji seorang guru yang masih berstatus honorer sangat kecil tapi bagi saya menjadi seorang guru merupakan suatu kebanggaan tersendiri agar bisa menyalurkan ilmu yang saya miliki sehingga bermanfaat bagi orang lain seperti harapan Bu Nyai saya. Panggilan dari dalam diri untuk menjadi seorang guru bukanlah hal yang muda, kita harus bisa menjadi orang yang tidak mudah menyerah dan selalu diiringi doa dalam setiap langkah, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengambil tindakan yang kadang di luar kemampuan bisa menjadikan kita lebih baik.

Dalam menenpuh pendidikan S1 saya sudah dikarunai 2 orang anak yang sangat cantik dan sangat tampan, mereka menjadi penyemangat saya dalam melalui tahapan. Tidak ada rasa kesulitan selama kita melakukan dengan hati yang ikhlas. Dan akhirnya saya menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan memiliki gelar S.Pd dan saya mengorbankan pendidikan Teknik Informatika,  hidup merupakan pilihan selama kita bisa bermanfaat untuk orang lain pasti Allah SWT memberikan kebaikan pula dalam sebuah pahala. Dan di tahun 2011 saya harus pindah ke sekolah yang lebih dekat dengan rumah karena anak anak saya juga  harus sekolah.

Kita harus selalu percaya bahwa dalam setiap masalah yang kita hadapi merupakan hal yang terbaik bagi kita untuk bisa jadi lebih baik dari sebelumnya. Berlari meraih harapan dan impian jadi salah satu motivasi diri untuk membuktikan kemampuan dan potensi yang ada dalam diri.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Refleksi Hari ke 7 CPP angkatan 9

  Refleksi Hari ke 7 Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom jawaban yang disediakan! Question #1 1 Response is required Hari ini saya bel...