PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
PERTEMUAN KE 7
Mohon maaf sebelumnya karena berbagi informasi kali ini sedikit tertudan karena kegiatan yang cukup lumayan padat. Tapi saya upayakan untuk bisa selalu berbagi informasi Belajar Menulis, untuk kegiatan kita kali ini, kenalan dulu sama Narasumber Bu Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr yang sangat cantik dan penuh dengan prestasi, salut banget buat Bu Ditta,
Dara cantik muda belia.
Indah dipandang penuh pesona
Tiada henti melaju berkarya
Talentanya sigap membahana
Aktifis literasi yang luar biasa
Written Block tema malam ini
Ide bisa hilang, musnah ditelan bumi
Dia datang membawa misi
Yakin dan mantap untuk berbagi
Ada banyak kebermanfaatan menanti
Usah ragu mantapkan jiwa
Tak kan ada yang sia - sia
Acap kali raga menyapa
Menulislah goreskan pena
Ide bertebaran menghiasi dunia.
Horeee.. beliaulah narasumber kita kali ini
semoga kita bisa mengambil ilmu yang beliau berikan. Dan kita juga kenalan dengan Bu Lely Suryani, selaku moderator kita hari ini, beliau sangat semangat sekali sehingga antusias belajar sahabat literasi menyenangkan.
Sahabat - sahabat sendiri, bagaimana kabarnya?
Semoga selalu sehat dan semangat Belajar.
Untuk kegiatan Belajar Menulis hari ini kita akan membahas tentang Mengatasi Writer's Block. Dan kegiatan hari ini bertepatan juga dengan Hari Kelahiran Pancasila, tanggal 1 Juni,
Dengan semangat Patriotisme dan Cinta Tanah Air yang tetap terpatri dalam dada, jadilah penulis dan pegiat literasi yang selalu menjunjung nilai - nilai luhur bangsa, memiliki wawasan kebangsaan yang kuat sekaligus maju dalam wawasan global yang mendunia.
Kita mulai dari sebuah istilah yang dipopulerkan pertama kali oleh psikoanalisis Edmund Bergler : writer's block.
Apakah ada yang sempat merasa tak punya ide menulis? Sudah menulis tapi kemudian kehilangan kata-kata?
Menulis tentang Pancasila mungkin mudah. Namun, ketika ditambah syarat harus dikaitkan dengan profesi, berupa pengalaman pribadi, serta harus terkait salah satu sila Pancasila, mungkin kemampuan menulis kita akan melambat. Nah, kalau iya, bisa jadi kita sedang terserang writer's blok. Kebuntuan menulis.
Wikipedia mengartikan writer's block sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.
Berapa lama WB bisa terjadi?
Jawabannya tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi WB tersebut. Dengan kata lain, WB bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun. Pertanyaannya, mau sampai kapan kita biarkan WB ini berlangsung? Agar bisa mengatasi writer's block, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengetahui penyebabnya.
Lalu, apa saja penyebab writer's block?
1. Mencoba metode/topik baru dalam menulis bisa jadi salah satu penyebab WB. Misal, seperti tantangan kita di awal. Bagi yang mengetahui sejarah hari lahirnya Pancasila, mungkin tak kan mengalami kesulitan dalam menulis. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang merasa bahwa ini adalah "topik baru" dalam bahan tulisan mereka? Maka, WB bisa saja datang kepada orang-orang yang masih asing dengan topik tulisannya. Tapi, jika kemudian kita teguhkan komitmen, lalu mencari bahan bacaan tambahan, maka WB yang terbentuk bisa segera kita hancurkan. Ya, membaca referensi tambahan bisa jadi salah satu solusi mengatasi WB. Tak hanya topik baru, metode baru dalam menulis pun bisa membuat kita terserang WB. Misal jika kita terbiasa menulis karya tulis ilmiah. Kemudian diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki metode penulisan yang berbeda.
Bagi yang belum terbiasa, tentu akan mengalami kesulitan saat harus menulisnya. Pada kasus ini, mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis merupakan solusi terbaik untuk meminimalkan dampak WB.
Dalam sebuah jurnal berjudul "Stres dan Solusinya dalam Perspektif Psikologi dan Islam" yang ditulis oleh Admin Admin dan Himma (2019) disebutkan bahwa stres adalah respon tubuh yang diakibatkan karena adanya tuntutan dari
luar diri individu yang melebihi kemampuan dalam memenuhi tuntutan untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut. Baik stres, lelah fisik maupun mental bisa juga menjadi sebab-sebab kita terserang WB. Misal kita dituntut menyelesaikan tulisan untuk segera dikirim. Ketika stres, bisa jadi kita malah kehilangan inspirasi untuk melanjutkan menulis. Meski stres dan lelah fisik bisa menyebabkan WB, sesungguhnya menulis pun bisa dijadikan salah satu cara healing terbaik.
Caranya? Dengan metode jurnal meditasi, yaitu menulis bebas untuk mengungkapkan apa yang sedang kita rasakan, tanpa menghakimi semua perasaan yang kita tulis tersebut. Buat saja tulisan ekspresif. Curhat. Tentang segala yang dirasa, dikeluhkan (jika ada), dsb. Jika sudah tenang, semoga kembali muncul inspirasi untuk melanjutkan menulis. Terakhir, salah satu hal yang dapat menyebabkan WB adalah terlalu perfeksionis. Nah untuk membahas penyebab WB keempat, saya akan ajak Bapak/Ibu mengunjungi tulisan saya terlebih dahulu.
https://www.kompasiana.com/ditta13718/62912d19ce96e5210036faf2/emosi-saat-menerima-sk-pppk-guru-sebuah-memoar
Ketika kita "sukses" menulis, katakanlah banyak dibaca orang. Atau buku kita jadi best seller. Setelahnya kita mungkin akan berpikir bagaimana caranya agar tulisan kita bisa menarik banyak pembaca lagi? Bagaimana agar tulisan kita banyak dikomentari lagi? Bagaimana agar tulisan kita menjadi "sempurna". Ketika hal ini terjadi, ada dua kemungkinan:
1. Penulis tetap melaju dengan tulisannya atau
2. Penulis terserang WB dan mulai tersendat sendat menulisnya
Ingin menghasilkan yang terbaik itu perlu. Tapi, bila terlalu perfeksionis kita harus mampu mengerem diri. Bukankah segala sesuatu yg berlebih itu kurang baik? Alih-alih menghasilkan tulisan, sikap kita yang terlalu perfeksionis bisa jadi membuat kita malah terserang WB. Kecepatan menulis kita berkurang, ide-ide terasa hilang, sulit fokus setiap kali akan menulis, dsb.
Nah kalau saya pribadi menganggap jumlah pembaca dan pemberi komentar itu adalah bonus. Yang penting kita menulis dulu aja. Dan yang paling penting pada saat mood kita turun kita harus TERSENYUM dengan bantuan kaca. Hal lainnya untuk mengembalikan mood bisa dengan melakukan hobi masing masing. Misal kalau saya refreshing dengan baca novel ringan, atau sekedar jalan jalan ke luar rumah meski hanya pergi ke pasar.
Cara kita untuk bisa memfokuskan tulisan kita ke tema yang akan kita tulis, bagaimana caranya untuk kembali lagi ke tema jika kita sudah jauh menulis tetapi baru menyadari kalau tulisan kita itu lari dari tema tulisan kita.
Kita harus membuat kerangka Tulisan, Ketika kita ingin tulisan kita fokus, sesuai alur, sesuai rencana, maka kerangka tulisan menjadi kunci utama. Buat garis besar dari apa yang ingin kita tulis, lalu buat rinciannya. Kembangkan tulisan deh akhirnya. Minimal seperti daftar isi, insya Allah itu akan sangat sangat membantu kita untuk fokus dengan tema.
Apa yang harus dipersiapkan agar menjadi seorang Penulis terkenal? Bagaimana agar ide dan tulisan kita terus mengalir seketika menulis dan tidak terjadi writer.s Block?
Yang harus disiapkan? Menulis resume, saling mengunjungi blog, sering menulis dan membagikan tulisan, tetap berkarya insya Allah bisa mendekatkan Mas/Mbak Nelwija dg harapan menjadi penulis terkenal. Tetap konsisten dalam dunia kepenulisan yaaa ...
Ibarat teko. Akan bisa mengalirkan air dengan lancar bila tekonya diisi. Kita juga sama. Bila ingin lancar menulis, maka diri kita pun perlu diisi. Bagaimana caranya? Dengan banyak membaca 😊. Membaca itu menabung kosa kata, ide, wawasan, dsb. Semakin sering membaca, semakin sering praktik menulis, insya Allah akan semakin baik dan lancar tulisannya.
Membaca itu menabung kosa kata, ide, wawasan, dsb. Semakin sering membaca, semakin sering praktik menulis, insya Allah akan semakin baik dan lancar tulisannya. Semoga selepas pelatihan, kita semua bisa tetap menulis dan terus berkarya.
Dari awal sampai akhir materi kita bisa mengoreksi diri, introspeksi diri, semoga penyakit WB akan lari. Setelah kita mendapatkan solusi dari kegiatan Belajar Menulis kali ini.
Terima kasih atas materi yang di sampaikan oleh Bu Ditta, semoga kita bisa berkarya dan menghasilkan karya sesuai dengan Potensi kita masing masing.
SALAM LITERASI
SEMANGAT MEMBANGUN NEGERI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar